28.10.18

Audit TSI

Audit (pemeriksaan) yaitu evaluasi terhadap suatu organisasi, sistem, proses, atau produk. Audit dilaksanakan auditor sebagai pihak khusus yang bertujuan melakukan verifikasi terselesaikan dan berjalan sesuai dengan standar, regulasi, dan praktik yang telah disetujui.

Audit TSI (Teknologi Sistem Informasi) terbentuk karena adanya tuntutan zaman dan berkembangnya teknologi informasi yang dimana mempengaruhi kegiatan bisnis perusahaan. Audit teknologi system informasi berarti mengevaluasi sebuah system computer yang digunakan telah membantu pencapaian tujuan perusahaan secara efektif, serta menggunakan sumber daya secara efisien.



Beberapa hal penting yang harus diperhatikan
  • Menghimpun dan mengevaluasi secara objektif
  • Sistematis
  • Menentukan Standar
  • Kriteria yang Ditentukan
  • Menyampaikan Hasil-Hasilnya
  • Pemakai dan Kepentingannya
Adapula yang Perlu Diperhatikan Untuk Melakukan Audit Teknologi Sistem Informasi (TSI)
  1. Perlengkapan keamanan.
  2. Pengembangan dan perolehan program .
  3. Modifikasi program .
  4. Pemrosesan transaksi.
  5. Data sumber yang tidak akurat.
  6. File data komputer telah akurat, lengkap dan dijaga kerahasiaannya.
Konsep pada Audit TSI
  1. Planning.
  2. Fieldwork.
  3. Reporting.
  4. Follow Up.
Beberapa alat Audit TSI ialah Nessus, Wireshark, dan Audit Command Language.

Proses Audit meliputi beberapa bagian yaitu:
  1. Implementasikan sebuah strategi audit berbasis manajemen resiko serta control practice yang dapat disepakati oleh semua pihak
  2. Tetapkan langkah-langkah audit yang rinci
  3. Gunakan fakta atau bahan bukti yang cukup, handal, relevan, serta bermanfaa
  4. Buat laporan beserta kesimpulan berdasarkan fakta yang dikumpulkan
  5. Telaah apakah tujuan audit tercapai
  6. Sampaikan laporan kepada pihak yang berkepentingan
  7. Pastikan bahwa organisasi mengimplementasikan managemen resiko serta control practice.

Beberapa metodologi audit yaitu:
  1. Audit subject (Penentuan Subjek)
  2. Audit objective (Penentuan tujuan)
  3. Audit Scope (Penentuan sistem dan bagian audit)
  4. Preaudit planning (Perencanaan awal)
  5. Audit procedures and Steps for data gathering (Prosedur dan identifikasi sumber daya)
  6. Evaluasi hasil pengujian dan pemeriksaan
  7. Audit report preparation (Persiapan laporan)

Berikut struktur isi laporan audit secara umumnya (tidak baku):
  • Pendahuluan
  • Kesimpulan umum auditor
  • Hasil audit
  • Rekomendasi
  • Exit interview (Penutup)
Regulasi Audit TSI


a) COSO (Comitte Of Sponsoring Organizationof the treadway commission’s)

Yaitu dibentuk pada tahun 1985 dengan tujuan untuk menyatukan pandangan dalam komunitas bisnis berkaitan dengan isu-isu seputar pelaporan keuangan yang mengandung fraud (penggelapan).Tahun 1992, COSO menyusun dan Menerbitkan Internal Control Integrated Framework yang berisi rumusan definisi pengendalian intern, pedoman penilaian, serta perbaikan terhadap sistem pengendalian intern.Tahun 2004, COSO mengembangkan Internal Control Integrated Framework dengan menambah cakupan tentang manajemen  dan strategi resiko yang disebut ERM (Enterprise Risk Manajement).
Pencapaian tujuan pengendalian intern yang didefenisikan COSO:
Efektifitas dan efisiensi aktivitas operasi
Kehandalan pelaporan keuangan
Ketaatan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
Pengamanan aset entitas.
b.   COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology)
Yaitu alat pengendalian untuk informasi dan tekhnology terkait dan merupakan standar terbuka yang dikembangkan oleh ISACA melalui ITGI (Information and Technology Governance Institute)pada tahun 1992. Tujuan dari COBIT yaitu untuk mengembangkan , melakukan riset dan mempublikasikan suatu standar teknologi informasi yang diterima umum dan selalu up to date untuk digunakan dalam kegiatan bisnis sehari-hari.
c.   SARBOX (Sarbanes-Oxley Act)
Yaitu merupakan peraturan yang ditandatangani Presiden George W.Bush tanggal 30 juli 2012 untuk mereformasi dunia pasarmodal Amerika Serikat. Tujuan SARBOX yaitu:
Meningkatkan akuntabilitas manajemen dengan memastikan bahwa manajemen akuntan dan pengacara memiliki tanggung jawab atas informasi keuangan yang menjadi tanggung jawab mereka.
Meningkatkan pengungkapan dengan berusaha untuk menyatakan bahwa beberapa kejadian kunci dan transaksi luar biasa tidak mendapatkan pengawasan hanya karena tidak disyaratkan untuk diungkap di publik.
Meningkatkan pengawasan rutin yang lebih intensif oleh SEC.
Meningkatkan akuntabilitas akuntan.
d.   ISO 17799
Yaitu standar untuk sistem manajemen keamanan informasi meliputi dokomen kebijakan keamanan informasi, alokasi keamanan informasi tanggung-jawab,menyediakan semua para pemakai dengan pendidikan dan pelatihan didalam keamanan informasi, mengembangkan suatu sistem untuk pelaporan peristiwa keamanan, memperkenalkan virus kendali, mengembangkan suatu rencana kesinambungan bisnis, mengendalikan pengkopian perangkat lunak kepemilikan, surat pengantar arsip organisatoris, mengikuti kebutuhan perlindungan data, dan menetapkan prosedure untuk mentaati kebijakan keamanan.
e.   BASEL II
BASEL II dibentuk yaitu sebagai penerapan kerangka pengukuran bagi risiko kredit, sistem ini mensyaratkan Bank-bank  untuk memisahkan eksposurnya ke dalam kelas yang lebih luas, yang menggambarkan kesamaan tipe debitur(hutang).

Standar dan kerangka kerja menurut ISACA:
S1 Audit Charter
Tujuan, tanggung jawab, kewenangan dan akuntabilitas dari fungsi audit sistem informasi atau penilaian audit sistem informasi harus didokumentasikan dengan pantas dalam sebuah audit charter atau perjanjian tertulis. Audit charter atau perjanjian tertulis harus mendapat persetujuan dan pengabsahan pada tingkatan yang tepat dalam organisasi.
S2 Independence
Professional Independence
Dalam semua permasalahan yang berhubungan dengan audit, auditor sistem informasi harus independen terhadap auditee baik dalam sikap maupun penampilan.
Organisational Independence
Fungsi audit sistem informasi harus independen tehadap area atau aktivitas yang sedang diperiksa agar tujuan penilaian audit terselesaikan.
S3 Professional Ethics and Standards
Auditor sistem informasi harus tunduk pada kode etika profesi dari ISACA dalam melakukan tugas audit. Auditor sistem informasi harus patuh pada penyelenggarakan profesi, termasuk observasi terhadap standar audit profesional yang dipakai dalam melakukan tugas audit.
S4 Professional Competence
Auditor sistem informasi harus seorang profesional yang kompeten, memiliki keterampilan dan pengetahuan untuk melakukan tugas audit. Auditor sistem informasi harus mempertahankan kompetensi profesionalnya secara terus menerus dengan melanjutkan edukasi dan training.
S5 Planning
Auditor sistem informasi harus merencanakan peliputan audit sistem informasi sampai pada tujuan audit dan tunduk pada standar audit profesional dan hukum yang berlaku. Audit sistem informasi harus membangun dan mendokumentasikan resiko yang didasarkan pada pendekatan audit.
S6 Performance of Audit Work
Pengawasan-staff audit sistem informasi harus diawasi untuk memberikan keyakinan yang masuk akal bahwa tujuan audit telah sesuai dan standar audit profesional yang ada. Bukti-Selama berjalannya audit, auditor sistem informasi harus mendapatkan bukti yang cukup, layak dan relevan untuk mencapai tujuan audit. Temuan audit dan kesimpulan didukung oleh analisis yang tepat dan interprestasi terhadap bukti-bukti yang ada. Dokumentasi-Proses audit harus didokumentasikan, mencakup pelaksanaan kerja audit dan bukti audit untuk mendukung temuan dan kesimpulan auditor sistem informasi.
S7 Reporting
Auditor sistem informasi harus menyajikan laporan, dalam pola yang tepat, atas penyelesaian audit. Laporan audit harus berisikan ruang lingkup, tujuan, periode peliputan, waktu dan tingkatan kerja audit yang dilaksanakan. Laporan audit juga harus berisikan temuan, kesimpulan dan rekomendasikan serta berbagai pesan, kualifikasi atau batasan dalam ruang lingkup bahwa auditor sistem informasi bertanggung jawab terhadap audit. Auditor sistem informasi harus memiliki bukti yang cukup dan tepat untuk mendukung hasil pelaporan.

Adapun resiko-resiko pada Audit TSI

Tipe-tipe resiko terdiri dari:
  • Resiko pengembangan
  • Resiko Kesalahan
  • Resiko Terhentinya Bisnis
  • Resiko Pengungkapan Informasi
  • Resiko Penggelapan
Proses penilaian resiko dapat dilakukan melalui tahap-tahap berikut ini:
  • Identifikasi objek (asset) yang akan dilindungi
  • Penentuan ancaman yang dihadapi
  • Menetapkan peluang kejadian
  • Menghitung besarnya dampak dan kelemahan sistem
  • Menilai alat-alat pengamanan yang ada
  • Rekomendasi dan implementasi
Proses pemeriksaan Teknologi Sistem Informasi (TSI), dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut:
  • Identifikasi spesifikasi sistem
  • Penilaian kompleksitas TSI
  • Penilaian resiko pra pemeriksaan
  • Pemeriksaan around the computer
  • Pemeriksaan through the computer
  • Pemeriksaan keuangan

Attachment:
Docx : GDrive
PPTx : GDrive

https://dosenakuntansi.com/pengertian-audit

http://davisrockers89.blogspot.com/2013/01/audit-teknologi-sistem-informasi-tsi.html

https://indraoktamara.wordpress.com/2018/01/05/audit-tsi/amp/

29.3.18

Animasi dan Desain Grafis

Untuk memenuhi tugas softskill Pengantar Animasi dan Desain Grafis ini, saya membuat video sederhana yang menceritakan tentang potensi dan kelemahan saya yang sekiranya berdampak kepada kinerja saya di dunia kerja nanti.

Video ini dibuat menggunakan
Macromedia Flash 8


Link download Video:

26.1.18

Tools Pengolah Citra: Macromedia Flash

Macromedia Flash
Program piranti lunak pengolah citra ini mengutamakan pengolahan mutimedia dan animasi. Software yang satu ini berperan dalam membuat animasi interaktif pada aplikasi dan halaman web, film animasi atau kartun, presentasi bisnis, game sederhana maupun kegiatan lainnya yang berhubungan dengan animasi.
Keunggulan dari macro media Flash dibandingkan program animasi lainnya adalah:
1. mudah dipelajari.
2.pengguna dapat dengan mudah dan bebas dalam berkreasi membuat animasi dengan gerakan bebas sesuai dengan alur adegan yang dikehendaki
3.dapat menghasilkan file yang ukurannya kecil. Karena Flash menggunakan animasi yang berbasis vektor.
4.Macromedia Flash menghasilkan file bertipe (ektensi). FLA yang bersifat fleksibel, karena dapat dikonversikan menjadi bertipe .swf, .html, .gif, .png, .exe, .mov.
Sejarah dan Perkembangan
Perusahaan Macromedia hingga tahun ini 2006 lalu telah melakukan sejumlah inovasi terhadap program Macromedia Flash. Dimulai tahun 1999, dengan dikeluarkannya Flash 4 sebagai program Flash pertama yang dikenal di Indonesia. Meski masih tergolong sederhana, program ini cukup mendapatkan sambutan baik dari pecinta desain dan animasi. Guna meningkatkan mutu, tahun 2000 Flash 5 pun dikeluarkan dengan sejumlah perbaikan interface dan penambahan sedikit fungsi di dalamnya. Menyusul empat tahun berikutnya, Mcromedia mengeluarkan dua inovasi program Flash yaitu Flash 6 atau masyarakat lebih mengenalnya dengan Flash MX, yang dikeluarkan 2002 dan pada tahun 2004 nya, Flash 7 atau Flash MX 2004 pun dikeluarkan sebagai hasil perkembangan dan penambahan fungsi baru dari versi sebelumnya. Pada tahun 2005, tibalah saatnya perusahaan Macromedia mengeluarkan program Flash terbaru sekaligur terakhir hingga 2006 lalu, yaitu Macromedia Flash Basic 8 dan sebagai versi pelengkapnya, yaitu Macromedia Profesional 8.

Penerapan
1. Iklan Animasi : aplikasi Macromedia Flash sangat cocok dan pas sebagai alat pembuat animasi seperti contoh untuk membuat kartu ucapan yang gerak atau online,iklan gerak,kartun dan masih banyak lagi di dalam aplikasi ini banyak di sediakan elemen animasi yang sangat lengkap dan detail.
2. Game : aplikasi Macromedia Flash juga mampu di pergunakan sebagai alat membentuk game dua dimensi game yang nantinya akan menggabungkan animasi flash yang akan di gabung dengan actionscript akan membuahkan hasil game yang modern.
3. User Interface : aplikasi Macromedia Flash dapat di pergunakan untuk membangun flash aplikasi yang biasanya dengan basis web yang nantinya akan di lengkapi dengan berbagai navigasi yang sangat sederhana.
4. Flexible Messaging Area : aplikasi Macromedia Flash mampu di rancang untuk membuat atau menampilkan pesan yang selalu berubah setiap wakti di dalam web page seperti wesite yang selalu menampilkan menu atau data terus berubah alias selalu update seperti website jualan atau restoran.
Area Kerja
Setiap program desain dan animasi dibuat dengan dilengkapi area kerja tertentu sebagai ciri khas dari masing-masing-masing program. Area kerja pada Flash ini dilengkapi dengan tiga komponen utama yang penting untuk diketahui yaitu: Toolbox, Timeline, Stage. Namun ketiga komponen utama tidak dapat berdiri sendiri, karena pada saat bekerja dengan menggunakan Flash versi apapun, ketiga komponen tersebut ditunjang dengan dua komponen lainnya, yaitu Menu dan Panel.

Toolbox : satu dari komponen utama pada flash yang berisi alat-alat yang digunakan pada saat menggambar dan mewarnai obyek yang telah kita buat pada stage. Selain itu, pada toolbox ini terdapat pula alat pendukung yang berguna untuk mengatur pandangan bekerja di stage.
Toolbox ini akan dibagi menjadi tiga bagian penting berdasarkan kegunaannya yaitu:
a. Tools
1) Selection Tool : untuk memilih obyek yang akan dimodifikasi dan memindahkan posisi objek pada stage.
2) Subselection Tool : untuk memilih objek dan mengubah bentuk dengan mengubah posisi titik-titik pada line, rectangle dan oval.
3) Line Tool : untuk objek garis pada stage
4) Lasso Tool : untuk memilih sebagian dari objek garis pada stage
5) Pen Tool : untuk memilih sebagian dari objek yang ada pada stage
6) Text Tool : untuk membuat objek berupa tulisan (teks)
7) Oval Tool : untuk membuat objek berbentuk bulat (lingkara)
8) Rectangle Tool : untuk membuat objek berupa bujur sangkar atau persegi panjang
9) Pencil Tool : untuk membuat suatu objek dengan cara menggambar
10) Brush Tool : untuk menggambar suatu objek dengan alat yang menyerupai kuas cat air
11) Free Transform Tool : untuk mengubah bentuk suatu objek pada stage
12) Gradient Tool : untuk mengubah posisi pewarnaan bertingkat (gradient coloring) pada objek yang telah diwarnai
13) Ink Bottle Tool : untuk mengubah stroke color (warna garis) pada suatu objek
14) Paint Bucket Tool : untuk mengubah warna pada objek khususnya pada fill color
15) Eyebropper Tool : untuk mengambil warna dari objek lain yang terdapat pada stage untuk kemudian dijadikan contoh warna untuk objek lain.
16) Eraser Tool : untuk menghapus stroke color maupun fill color pada objek. 
b. View
1) Hand Tool : untuk menggeser pandangan pada layar ketika bekerja di stage
2) Zoom Tool : untuk memperbesar maupun memperkecil pandangan kerja terhadap suatu objek. Terdapat dua posisi yaitu
c. Color
1) Stoke color : menunjukkan pilihan warna aktif yang akan muncul pada stroke color dari suatu objek yang dibuat.
2) Fill color : menunjukkan pilihan warna aktif yang akan muncul pada fill color suatu objek yang dibuat.
3) Black and White : untuk mengubah strike color dan fill color pada suatu objek menjadi hitam dan putih secara otomatis
4) No color : untuk menukar stroke color dan fill color pada suatu objek terpilih.

Timeline : dengan timeline kita dapat mengatur lamanya suatu animasi dijalankan, mengatur kecepatan suatu animasi suatu ketika dijalankan, dan mengatur banyaknya layer yang akan digunakan dalam pembuatab desain animasi.
Play head : bagian pada timeline barupa garis vertikal merah yang berfungsi sebagai penunjuk frame yang sedang di tampilkan
Layer : bagian dai timeline yang dapat diibaratkan sebagai lapis demi lapis kertas transparan yang jumlahnya dapat ditambah ataupun dikurangi sesuai keinginan kita. Keberadaan layer ini akan memudahkan kita untuk mengatur desain animasi yang menggunakan objek dalam jumlah banya, sehingga ketika kita mengatur objek yang satu, maka tidak akan mengganggu objek yang lain.
Insert layer : tombol yang berfungsi untuk menambah jumlah layer yang akan digunakan.
Delete layer : tombol yang berfungsi untuk mengurangi jumlah layer yang akan digunakan.
Insert layer folder : tombol untuk menambah folder pada layer yang berfungsi untuk mengelompokkan dua atau lenih layer dengan karakteristik yang sama.
Show/Hide all layer : tombol yang digunakan untuk memunculkan atau menyembunyikan sementara objek yan terdapat pada seluruh layer yang terdapat pada timeline.
Show all layers at outline : tombol yang berfungsi untuk menentukan tampilan struke color dan fill color yang akan ditampilkan di stage.
Frame : bagian timeline yang mempunyai fungsi untuk mengatur susunan waktu dijalankannya suatu animasi.
Keyframe : bagian timeline berupa gambaran lingkaran hitam yang menunjukkan keberadaan objek di stage pada layer dan frame tertentu. Keyframe juga berfungsi sebagai pembatas gerakan ketika suatu animasi di jalankan, baik itu menggunakan animasi secara motion-tweening maupun shaped-tweening.
Blank keyframe : bagian timeline berupa gambar lingkaran kosong yang menunjukkan tidak terisinya stage dengan sebuah objek pada layer dan frame tertentu.
Onion skin button : tombol-tombol yang berfungsi untuk menunjukkan between frame animation, yaitu proses penggambaran pergerakan dan pembentukan animasi dari keyframe awal hingga keyframe akhir.
Current frame position : bagian timeline yang berfungsi sebagai penunjuk posisi frame yang sedang ditampilkan di stage.
Frame rate : bagian timeline yang menunjuk besarnya kecepatan pada saat animasi dijalankan yang menggunakan satuan yfps (frame per second). Default yang selalu digunakan oleh flash adalah sebesar 12,0 fps.
Contoh : 20,0 fps, menunjukkan bahwa kecepatan animasi yang dijalankan sebesar 20 frame setiap 1 detik
Elapsed time : bagian timeline yang menunjukkan lamannya waktu untuk menjalankan suatu animasi dari posisi awal hingga posisi akhir yang ditunjuk pada timeline.
Stage : komponen pada flash yang berbentuk persegi dengan default color berwarna putih. Stage ini adalah tempat kita menggambar dan mengatur posisi-posisi darin objek dan teks yang telah kita buat pada posisi-posisi yang kita inginkan.
Menu : komponen penunjang dari flash yang terdiri dari File, Edit, View, Insert, Modify, Text, Control, Window, Help. Masing-masing bagian dari komponen menu ini mempunyai fungsi-fungsi yang berbeda tergantung dari menu yang ditampilkan pada setiap bagian.
Panel : komponen penunjang pada flash yang berisi perintah-perintah yang berguna untuk mengatur dan memodifikasi objek animasi dan teks yang dipilih. Panel-panel yang seringkali digunakan pada pembuatan animasi adalah panel color, panel library, panel action, dan panel properties.


Refrence:

13.1.18

RESUME JURNAL

Jurnal Penelitian:

  • Pembuatan Masterplan Sistem Smart Green Car Indonesia 2025 Menggunakan Konsep System Engineering (2017)
  • Smart Bike Sharing System sebagai Alternatif Moda Transportasi Umum Berkelanjutan di Kota Bandung
  • Smart Traffic Light Menggunakan Image Processing dan Metode Fuzzy Logic (2015)
Penulis:
  • Setiawan, Fran dkk.
  • Chrisswantra, Freddy.
  • Maniswari, Sonia Dian dkk.
Judul Resume:
Smart System dalam Peningkatan Kualitas Bertransportasi Indonesia

Reviewer:
  • Indhiarto Banyu Aji         [13115343]
  • Mahruz Najib                   [13115996]
  • Moh. Fauzi Apri Yanto [14115249]
  • Qaddafi Putra Gary          [15115470]
  • Wisnu Azis Syahputra [17115187]




PENDAHULUAN

Transportasi merupakan sarana penting sebagai penunjang aktivitas masyarakat di berbagai daerah di Indonesia. Mengingat perkembangan ekonomi dan peningkatan jumlah penduduk seiring waktu maka kebutuhan akan transportasi juga ikut bertambah. Belum lagi minat masyarakat yang lebih mengedepankan kepenggunaan kendaraan pribadi dibanding transportasi umum. Dampak yang ditimbulkan juga merupakan masalah krusial seperti polusi udara, krisis bahan bakar minyak, kemacetan, dan peningkatan volume kendaraan serta tingginya angka kecelakaan. Berbagai perencanaan, pembaharuan, dan perbaikan dalam bidang transportasi secara berkala sering dilakukan untuk menangani hal tersebut, namun pencapaian yang sudah dilakukan belum dapat memenuhi kriteria sebagai moda transportasi yang jauh dari permasalahan krusial tersebut. Mengikuti perkembangan dan kemajuan teknologi, kini semakin banyak rancangan-rancangan dan ide-ide terbarukan yang dapat diterapkan dalam bidang transportasi seperti halnya sistem cerdas. Kecerdasan suatu sistem diyakini dapat menggantikan komponen-komponen sebelumnya untuk menciptakan sebuah sumber daya yang siap sedia dalam menangani permasalahan transpotasi Indonesia. Beberapa rancangan teknologi yang mengusung sebuah sistem cerdas diantaranya ialah Smart Green Car, Smart Traffic Light, dan Smart Bike Sharing.


TUJUAN

Penelitian yang dilakukan terhadap rancangan Smart Green Car, Smart Traffic Light, dan Smart Bike Sharing memiliki visi dalam menciptakan pembaharuan teknologi dengan memperhatikan kondisi dari suatu daerah untuk keberhasilan dari penerapan teknologi tersebut.
Hal tersebut meliputi:
  • Memetakan aspek-aspek pembentuk keberhasilan dalam penerimaan teknologi transpotasi oleh masyarakat.
  • Pembuatan masterplan yang mendukung perkembangan sistem cerdas pada transportasi ramah lingkungan.
  • Perancangan purwarupa sistem lampu lalu lintas dengan teknologi citra dan fuzzy logic.
  • Pengupayaan transportasi berkelanjutan melalui alternative moda transportasi individual Smart Bike Sharing.

METODOLOGI

Penelitian menggunakan berbagai metode dan konsep yang dimulai dari:
  • Metode konsep sytem engineering INCOSE (International Council on System Engineering) dalam penelitian Smart Green Car melalui identifikasi, studi, dan perolehan data dari perkembangan moda transportasi Indonesia.
  • Metode kalkulatif dan pendekatan budaya dalam penelitian Smart Bike Sharing melalui studi budaya bersepeda dan pemanfaatan tracking system.
  • Metode eksperimental melalui kombinasi pengolahan citra dan fuzzy logic dalam penelitian Smart Traffic Light yang dilakukan dengan simulasi digital.


HASIL

Diperoleh hasil dari masing-masing penelitian sebagai berikut:
  • Terciptanya Masterplan sistem SGC (Smart Green Car) yang terfokus dalam penyedian infrastruktur dan sarana untuk mempersiapkan penggunaan SGC secara luas oleh masyarakat.
  • Data pendukung penerapan image processing & fuzzy logic sebagai bukti sebagai awal dari pembuatan proyek sistem lampu lalu lintas berbasis sistem cerdas.
  • Terciptanya data evaluasi mengenai manfaat penerapan Smart Bike Sharing di perwilayahan kota serta refleksi dari moda transportasi yang ramah lingkungan dan membudaya di masyarakat.

KESIMPULAN

Ketiga jurnal mengusung penerapan teknologi berbasis sistem cerdas yang diimplementasikan kedalam moda transportasi rakyat maupun pribadi serta infrastruktur transportasi. Dimulai dari penerapan sistem Smart Bike Sharing dimana masyarakat dapat meminjam sepeda dengan sistem keamanan yang terlacak, usulan penggunaan teknologi image processing didalam infrastruktur lampu lalu lintas, serta pembahasan masterplan mobil cerdas ramah lingkungan (SGC) yang dipersiapkan secara terinci untuk penerapannya pada tahun 2025.




sumber:
  • https://www.academia.edu/11649179/SMART_BIKE_SHARING_SYSTEM_SEBAGAI_ALTERNATIF_MODA_TRANSPORTASI_UMUM_BERKELANJUTAN_DI_KOTA_BANDUNG_STUDI_KASUS_bike.bdg_
  • https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://openlibrary.telkomuniversity.ac.id/pustaka/files/102213/jurnal_eproc/smart-traffic-light-menggunakan-image-processing-dan-metode-fuzzy-logic.pdf&ved=2ahUKEwjEm_bx69TYAhXLLY8KHS8dBZYQFjAAegQIDxAB&usg=AOvVaw1baHg9RQrcHga9EmeMk2J7
  • https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://library.umn.ac.id/jurnal/public/uploads/papers/pdf/ec2c205a32077e2aa0c35c548db0656d.pdf&ved=2ahUKEwj6lvO269TYAhUISY8KHWTBC5QQFjABegQIERAB&usg=AOvVaw0U1zqvomWtQMMqgSQMJIdU
Tautan untuk download format .doc: